Tips praktis memilih daging sapi yang baik

Daging sapi merupakan komoditas pangan bergizi tinggi yang mengandung energi sebesar 207 Kk, 14 gram lemak, 18,8 gram protein, 11 gram kalsium, 170mg fosfor, 3 mg zat besi. Kandungan gizi yang cukup lengkap ini menyebabkan masyarakat Indonesia menggemari daging sapi. Agar tidak salah dalam memilih dalam membeli, berikut ini adalah tips praktis memilih daging sapi yang baik:

  1. Perhatikan warna : Memiliki warna merah dan segar. Warnanya tidak pucat dan tidak kotor.
  2. Pegang tekstur daging : Memiliki tekstur yang terasa kenyal. Ditandai dengan jika sedikit ditekan maka kembali ke posisi semula. Daging yang tidak baik akan terasa lembek dan hancur
  3. Cium bau/aroma yang keluar : Memiliki aroma yang segar atau bau khas “sapi”. Sementara itu daging yang tidak baik akan menimbulkan bau busuk atau asam.
  4. Pastikan daging tidak berair : Secara normal daging mempunyai permukaan relatif kering sehingga dapat menahan pertumbuhan mikroorganisme. Daging yang tidak baik akan terasa berlendir dan lengket
  5. Perhatikan kandungan lemak (Marbling) : Memiliki marbling berwarna putih kekuningan yang berarti berasal dari sapi yang masih muda sehingga daging sapi menjadi empuk lembut dan terasa lebih gurih.
  6. Cek sertifikat Halal : Selain menandakan dagingnya dipotong sesuai syariat agama, sertifikat halal juga memastikan bahwa sapi yang diambil dagingnya dipastikan sehat, dirawat dengan baik, terjaga asupan makanannya, hidup ditempat yang bersih, dan diperlakukan dengan layak. Penjual atau supplier yang profesional biasanya memiliki sertifikasi halal dari MUI
  7. Perhatikan waktu kadaluwarsanya : Sebelum membeli, perhatikan waktu kadaluwarsa dan waktu pemotongan sapi. Penyimpanan daging sapi di dalam kulkas dapat bertahan selama tiga sampai empat hari. Sedangkan penyimpanan dalam freezer, daging dapat bertahan 4 sampai 12 bulan.

Jenis-Jenis Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan salah satu pemanfaatan kotoran ternak seperti domba dan kambing yang berfungsi memberikan nutrisi bagi tanaman dan juga sebagai pengganti pupuk bahan kimia. Kotoran ternak ini memiliki karakteristik yang berbeda tergantung spesies, sehingga cara penanganannya pun akan berbeda.

Berikut ini ulasan terkait apa saja jenis-jenis pupuk kandang beserta kelebihan dan kekurangannya

1.Pupuk Organik Cair (POC)

Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan organik yang salah satunya berasal dari kotoran ternak yang memiliki kandungan lebih dari satu unsur hara. POC mampu mengatasi defensiasi hara, sekaligus menambah beberapa jenis hara pada tanaman. Ciri dari POC yang baik adalah berwarna kuning kecoklatan, pH netral, tidak berbau, dan memiliki kandungan unsur hara tinggi. Kelebihan dari POC yaitu pengaplikasiannya lebih mudah, unsur haranya lebih mudah terserap oleh tanaman, dan mudah dalam memproduksinya. Kekurangan dari POC yaitu daya hidup mikroorganisme sangat rendah, populasi mikroorganisme kecil, berpotensi menghasilkan gas serta menimbulkan bau tidak sedap, dan POC tidak tahan lama. Penggunaan POC biasanya digunakan di bagian daun, bunga, dan juga batang dari tanaman.

 

2.Pupuk organik padat (POP)

Pupuk organik padat atau kompos adalah bahan organik yang salah satunya berasal dari kotoran ternak yang telah melalui proses dekomposisi. POP memiliki banyak manfaat untuk pertumbuhan tanaman, karena berperan sebagai penambah unsur hara tanaman. Kandungan unsur hara yang terkandung diantaranya C-organik, N, P, dan K yang berperan dalam mekanisme pertumbuhan tanaman. Kelebihan POP yaitu dapat mengembalikan sifat tanah baik secara kimiawi, fisik, maupun biologis, meningkatkan daya serap tanah terhadap air. Kekurangan POP yaitu akibat dari pemakaian jangka panjang akan mengakibatkan lahan yang terpapar akan mengeras.

Keunikan domba garut

Keunikan Domba Garut

Domba Garut adalah salah satu jenis domba yang berasal dari daerah Garut, Jawa Barat, Indonesia.

Domba ini memiliki beberapa keunikan yang membuatnya dikenal di dalam dan di luar negeri:

1. Bentuk Tubuh:

Domba Garut memiliki bentuk tubuh yang khas, dengan ukuran tubuh yang relatif kecil dan padat.

Mereka memiliki leher yang pendek, dada yang lebar, dan kaki yang kuat.

Ciri-ciri ini membuatnya ideal untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang keras, seperti pegunungan.

2. Bulu:

Bulu domba Garut umumnya berwarna putih atau krim, meskipun ada juga varietas berbulu hitam.

Bulunya tebal, lembut, dan bersih. Bulu ini sering digunakan dalam industri tekstil

untuk membuat berbagai produk, seperti baju, selimut, dan karpet.

3. Produktivitas:

Salah satu keunikan utama dari domba Garut adalah tingkat produktivitasnya yang tinggi.

Mereka memiliki potensi untuk menghasilkan daging yang lezat dan berkualitas tinggi serta wol yang bagus.

Selain itu, domba Garut juga dikenal sebagai domba yang memiliki tingkat reproduksi yang baik.

4. Adaptasi Lingkungan:

Domba Garut mampu beradaptasi dengan baik dengan lingkungan pegunungan yang memiliki cuaca ekstrem.

Mereka dapat bertahan di daerah yang dingin dengan suhu rendah maupun di daerah yang panas dengan sinar matahari yang kuat.

5. Peran Budaya:

Domba Garut juga memiliki nilai budaya yang penting dalam masyarakat Garut dan Jawa Barat secara umum.

Mereka sering digunakan dalam berbagai upacara adat, seperti upacara pernikahan,

dan memiliki nilai simbolis yang tinggi.

6. Peningkatan Genetik:

Pemerintah dan peternak di Indonesia telah berusaha meningkatkan kualitas domba Garut melalui

program pemuliaan genetik, seperti peningkatan ukuran tubuh, produktivitas, dan kualitas daging.

Namun, seperti halnya jenis domba lainnya, domba Garut juga menghadapi tantangan,

termasuk persaingan dengan ras domba lain yang memiliki produktivitas yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, pelestarian dan pengembangan ras domba Garut menjadi penting

untuk menjaga keberlanjutan populasi dan budaya peternakan di daerah Garut dan sekitarnya.

Melihat umur domba dari gigi

Untuk melihat umur domba dari gigi mereka adalah salah satu metode yang umum digunakan dalam praktek peternakan. Pada dasarnya, metode ini melibatkan pemeriksaan gigi domba untuk melihat tanda-tanda penuaan dan abrasi gigi yang terjadi seiring waktu. Berikut adalah cara umum untuk melihat umur domba dari gigi:

1. Persiapan: Pastikan Anda memiliki akses yang baik ke mulut domba dan cahaya yang cukup untuk melihat giginya dengan jelas.

2. Periksa Gigi Depan: Domba memiliki dua set gigi utama, yaitu gigi depan (incisor) dan gigi belakang (molar). Gigi depan yang paling sering digunakan untuk menentukan umur.

3. Periksa Gigi Depan Bawah: Biasanya, yang paling sering diperiksa adalah gigi depan bawah. Dengan hati-hati, tarik bibir bawah domba ke bawah sehingga gigi depan bawah terlihat.

4. Hitung Gigi: Hitung gigi-gigi depan bawah dari tengah mulut. Gigi yang lebih kecil dan tumpul menandakan domba yang lebih tua, sedangkan gigi yang lebih besar dan tajam adalah tanda domba yang lebih muda.

5. Perhatikan Tanda-Tanda Penuaan: Selain ukuran gigi, Anda juga dapat melihat tanda-tanda penuaan lainnya seperti warna gigi, kerusakan gigi, dan akumulasi plak. Semakin tua domba, semakin banyak kerusakan gigi dan perubahan warna yang mungkin terjadi.

6. Konsultasikan dengan Ahli: Jika Anda tidak yakin atau ingin informasi yang lebih akurat tentang umur domba, sebaiknya konsultasikan dengan seorang ahli hewan ternak atau dokter hewan yang berpengalaman. Mereka mungkin dapat memberikan estimasi yang lebih tepat berdasarkan pemeriksaan gigi yang lebih mendalam.

Perlu diingat bahwa metode ini bersifat perkiraan dan dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti nutrisi, lingkungan, dan perawatan domba. Selalu pastikan untuk merawat kesehatan gigi dan kesejahteraan domba secara umum untuk memastikan mereka tetap sehat dan bahagia.

Daging domba adalah sumber protein hewani yang populer

Daging domba sumber protein hewani yang populer

Daging domba adalah sumber protein hewani yang populer di berbagai budaya dan dapat memberikan sejumlah manfaat kesehatan. Berikut beberapa manfaat daging domba:

1. Sumber Protein: Daging domba adalah sumber yang baik untuk protein hewani. Protein penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh, termasuk otot, kulit, dan organ-organ tubuh.

2. Kaya Zat Besi: Daging domba mengandung zat besi heme yang mudah diserap oleh tubuh. Zat besi penting untuk pembentukan sel darah merah dan mencegah anemia.

3. Sumber Vitamin B: Daging domba juga mengandung berbagai vitamin B, termasuk vitamin B12, riboflavin (B2), niacin (B3), dan asam pantotenat (B5). Vitamin B penting untuk metabolisme dan kesehatan sistem saraf.

4. Sumber Mineral: Daging domba mengandung sejumlah mineral penting seperti seng, fosfor, dan selenium. Mineral-mineral ini mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh, tulang, dan metabolisme.

5. Asam Lemak Sehat: Daging domba juga mengandung sejumlah asam lemak sehat, seperti asam lemak omega-3. Asam lemak ini baik untuk kesehatan jantung dan otak.

6. Kekayaan Nutrisi: Daging domba adalah sumber nutrisi yang lengkap, dengan kandungan berbagai vitamin, mineral, dan nutrisi penting lainnya.

Namun, seperti semua jenis daging, konsumsi daging domba sebaiknya dalam jumlah yang seimbang. Terlalu banyak konsumsi daging merah dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya. Pastikan untuk memasak daging domba dengan benar untuk menghindari risiko penyakit menular yang dapat ditularkan dari daging mentah atau kurang matang.

Selain itu, bagi mereka yang memiliki pembatasan diet atau alergi tertentu, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi sebelum menambahkan daging domba ke dalam diet Anda.

JENIS KAMBING YANG SERING DITERNAKKAN DI INDONESIA

Halo Sahabat MT Farm

Kamu sudah tau belum  terdapat beberapa jenis kambing yang biasa diternak oleh masyarakat Indonesia lohh !!

 

Dilansir dari laman Dinas Peternakan Jawa Timur, terdapat 12 jenis kambing yang dapat diternakkan di Indonesia. Selain yang memang memiliki genotype asli Indonesia, dan ada pula dari hasil impor dari luar negeri. Tujuannya agar dapat menghasilkan bibit unggul, bobot yang lebih tinggi serta memiliki kemampuan beradaptasi yang kokoh.

 

Adapun diantaranya sebagai berikut:

  1. Kambing Etawa

Masyarakat Indonesia mungkin tidak asing mendengar Susu Kambing Etawa. Sebenarnya nama aslinya adalah kambing Jamnapari. Kambing Etawa sendiri memiliki ciri-ciri bertubuh besar dengan rata-rata memiliki bobot 91 kg pada jantan dan 63 kg pada betina. Bertubuh cukup tinggi sekitar 90 hingga 127 cm. Adapun telinganya terkulai kebawah dengan hidung yang cembung.

  1. Kambing PE (Peranakan Etawa)

Kambing PE (Peranakan Etawa) merupakan Mixed Race (ras campuran), persilangan antara kambing etawa dengan kambing kacang. Secara fisik, jenis kambing ini lebih mirip dengan kambing etawa, tetapi untuk sistem reproduksinya seperti kambing kacang.

Untuk cirri-cirinya kambing jenis ini memiliki warna belang hitam, putih, merah, dan coklat dengan telinga lebar yang terkulai. Secara fisik hidung dan dahinya cembug. Lalu, dapat menghasilkan susu 3 liter per harinya sama seperti kambing etawa.

 

  1. Kambing Kacang

Kambing Kacang memiliki ciri-ciri bertubuh Slim  dengan ukuran kepala kecil,  telinga tegak, berbulu pendek berwarna hitam, putih, coklat atau kombinasi dari ketiganya. Bobot jenis kambing ini berkisar 25-30 kg sesuai jenis kelaminnya. Baik jantan maupun betina memiliki 2 tandung yang pendek.

 

  1. Kambing Jawarandu

Jenis kambing ini dari hasil persilangan Kambing PE dan Kambing Kacang. Memiliki postur tubuh yang lebih besar dari kambing kacang, selain itu kambing jenis ini mudah digembalakan dan bisa mengkonsumsi aneka macam tumbuhan seperti rumput dan dedaunan.

  1. Kambing Saanen

Kambing Saanen adalah jenis kambing yang berasal dari Swiss (Switzerland) bagian barat. Di Indonesia sendiri Kambing Saanen sengaja di silangkan dengan kambing yang mudah beradaptasi dengan udara sekitar, seperti kambing Etawa.

Jenis kambing ini memiliki fisik yang terlihat memiliki bulu yang cukup pendek berwarna putih atau  ekrem dengan titik hitam di telinga, hidung, dan kelenjar susu. Lalu, memiliki hidung lurus dengan bentuk wajah segitiga, berekor pendek dan tipis, serta memiliki bobot tubuh sekitar 36-91 kg, sesuai jenis kelamin.

 

  1. Kambing Gembrong

Jenis kambing selanjutnya adalah Kambing Gembrong yang biasanya sering kita jumpai di Pulau Bali bagian Timur, Seperti karangasem. Secara sekilas banyak orang beranggapan jenis kambing ini mirip dengan anjing karena memiliki bulu yang sangat tebal.

Kambing jenis ini memiliki ciri-ciri fisik yang paling mencolok di banding dengan jenis  kambing yang lain, yakni memiliki bulu panjang pada kepala bagian atas hingga menutupi seluruh kepala.

Pada Kambing Jantan g panjang bulunya berkisar 15-30 cm, sedangkan kambing betina berkisar 2-3 cm saja. Warna dominan pada bulunya berwarna putih dan memiliki corak berwarna coklat muda atau coklat tua. Bobot dari kambing Gembong berkisar antara 32-45 kg.

 

  1. Kambing Boer

Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah teregistrasi sekitar 65 tahun. Jenis kambing ini merupakan pedaging asli, karena memiliki postur tubuh besar mencapai 45 kg ketika sudah mencapai 6 bulan. Jenis kambing ini memiliki ciri-ciri yang paling mencolok terlihat dari bentuk tubuh yang lebar, panjang dan berbulu putih. Selain itu kakinya yang pendek, berhidung cembung, bertelinga panjang menggantung, memiliki kepala berwarna coklat kemerahan atau coklat muda hingga coklat tua. Beberapa kambing boer memiliki garis putih

 

  1. Kambing Muara

Kambing ini salah satunya ditemukan di Kabupaten Muara, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Penampilan fisiknya kokoh dengan pola bulu antara sepia dan putih. Ada yang hitam dari kepala sampai ekor. Apalagi induk kambing ini mampu menghasilkan susu berkualitas tinggi sehingga keturunannya mampu tumbuh sehat tanpa bantuan susu formula.

 

  1. Kambing Boerawa dan Boerka

Kambing Boerawa merupakan hasil persilangan antara kambing jenis lain. Kau bisa menebaknya? Ya, boerawa jantan dan PE betina.  Sedangkan kambing Boerka merupakan persilangan antara kambing Boerka jantan dengan kambing kacang betina, Kambing Boerka telah diternakkan setidaknya di 15 provinsi.

  1. Kambing Marica

Jenis kambing lokal di provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten Maros, Jenepoto, Sopeng dan Makassar merupakan daerah yang melimpah akan kambing marica. Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), cabang dari Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengklasifikasikan kambing ini sebagai genotipe asli Indonesia. Sayangnya, kambing ini masuk dalam kategori terancam punah, yakni hampir punah.

  1. Kambing Samosir

Kambing Samosir merupakan hewan peliharaan turun temurun penduduk pulau Samosir yang terletak di tengah Danau Toba, Sumatera Utara. Kebanyakan putih bersih. Topografi pulau Samosir memiliki perbukitan dan bebatuan yang kering membuat kambing di kawasan tersebut tumbuh subur.

  1. Kambing Kosta

Ada garis-garis sejajar di sisi kanan dan kiri wajah, serta bulu tebal dan acak-acakan di kaki belakang. Populasi kambing ini terus berkurang, meski punggungnya yang lebar sangat cocok untuk diambil dagingnya. Masuk akal, karena kambing ini merupakan persilangan antara kambing kacang dan kambing kasmir.